Kamis, 18 November 2010

pengetahuan.....


PERANAN PENGAJARAN BAHASA
DALAM MEMPEROLEH BAHASA KEDUA ( B2 )
Oleh: Yamhari *
Guru SD Sembungharjo 03, Kota Semarang
       Sebagian besar anak Indonesia lahir dan dibesarkan dalam bahasa daerah, sementara bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua bagi mereka. Tetapi ada sebagian anak, bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama karena mereka bertempat tinggal di daerah ( lingku ngan ) perkotaan yang bahasa sehari – harinya baahasa Indonesia.
       Tak heran anak – anak ini sudah pandai berbahasa Indonesia sebelum masuk sekolah. Namun banyak sekali anak Indonesia yang baru mengenal bahasa Indonesia setelah mereka masuk sekolah.
       Altman, mendefinisikan pengajaran B2 sebagai kegiatan seseorang yang memberikan kemudahan kepada orang lain dalam mempelajari bahasa yang bukan bahasanya sendiri. ( Altman dalam Alatis, Altman dan Alatisa, 1980 ). Setiap pengajaran harus mencakup tiga unsur pokok yaitu : yang mengajar, program yang memudahkan orang belajar, dan yang belajar. Pengajaran juga mencakup unsur – unsur yang merupakan konvensi yang bervariasi menurut Negara, mayarakat, kelompok dan seterusnya.
        Selanjutnya secara umum pengaajaran dirancang untuk mencapai tujuan, yaitu agar siswa dapat menguasai B2 yang mencakup sub – syb keterampilan membaca, menulis, berbicara, menyimak, serta dapat mengapresiasikan karya sastra untuk berbagai keperluan.
       Krashen mengemukakan melalui salah satu hepotesanya bahwa proses belajar yang sadar termasuk melalui penyajian formal berperan daalam memberikan masukan – masukan yang dipahami serta memberikan pengetahuan sadar tentang B2 yang dipelajaari.
        Altman menyatakan bahwa pengajaran B2 menyangkut tiga unsur pokok yaitu : guru, program/ kegiatan belajar, dan pelajar.
A.      Peran Guru
Di dalam suatu kelas B2, terdapat perbedaan dalam latar belakang kebahasaan, keadaan soaial ekonomi, intelegensi, motivasi, gaya belajar, dan sebagainya. Oleh sebab itu seorang guru B2 yaang baik diantaranya berperan sebagai berikut :
1.      Fasilitator : ia harus dapat menyediakan atau melakukan sesuatu yang memudahkan pelajar daalam belajar B2.
2.      Motivator : ia harus dapat menumbuhkan, menjaga dan meningkatkan motivasi pelaajar, sekaitan ini ia harus bisa menumbuhkan rasa percaya diri, serta mengurangi kecemasan pada pelajar dalam melaksanakan kegiatan belajar B2.
3.      Pengelola : ia harus dapat mengelola kelas, kegiatan belajar serta bahan dan sebagainya. Sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar, ia juga haarus dapat menciptakan suasaana belajar yang menantang, menyenangkan yang memungkinkan berkembangnya kemampuan dan sikap yang diperlukan.  
B.      Peran Pelajar
Pelajar merupakan unsur sentral dalam pengajaran. Semua materi, kegiatan belajar, alat evaluasi harus dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi serta kebutuhan pelajar.
      Adapun faktor yang mempengaruhi pelajar dalam memperoleh B2 diaantaranya ialah : motivasi kemampuan, sikap, konsep diri, tanggung jawab, dan gaya belajar. Pelajar bukanlah objek pengajaran melainkan subjek yang berfikir, memecahkan masalah, melakukan kegiatan, mengambil keputusan, dan seterusnya.
C.      Peran Program
Program antara lain berkaitan dengan rancangan materi dan kegiatan belajar yang dilakukan. Program ini akan mempengaruhi apa yang dikuasai pelaajar dan bagaimana kualitasnya.namunbetapapun baiknya program yang disediaakan, keberhasilan pelajar dalam memperoleh B2 sangat doitentukan oleh guru dan terutama pelajar itu sendiri.


PRINSIP DAN METODE PENGAJAARAN B2
A.      Beberapa Prinsip Pengajaran B2
Tujuan pengajaran B2 yang terutama sesuai dengan pengertian pengajaran ialah memberikan kemudahan kepada pelajar B2 sehingga mereka memiliki kemahiran dalam berkomunikasi B2. Kemahiran yang dimaksud tentu saja tidak dapat dicapai dalam waktu yang singkat. Diperlukan waktu yang memadai untuk sampai pada tingkat kemahiran yang tinggi.
       Hadley memgemukakan beberepa prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengajaran B2. Hadley menyebut prinsip ini sebagai hepotesis, karena prinsip – prinsip itu masih terus berkembang dan direvisi.

Hepotesis 1. Pelajar harus diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan
                       bahasa dalam konteks pemakaaian yang ada dalam bahasa
                       target itu.
Ada beberapa konsekuensi berdasarkan hepotesis di atas.
1.      Pelajar harus didorong menyatakan maksudnya dengan B2 sedini mungkin yaitu segera setelah mereka mmendapat pelajaran keterampilan produktif.
2.      Perlu diciptakan kesempatan untuk melakukan interaksi komunikatif yang aktif antar pelajar.
3.      Di kelas yang berorientasi pada kemahiran latihan bahasa kreatif ( yang dipertentangkan latihan konvergen ) perlu “ digalakkan “
4.      Sedapat mungkin yang digunakan dalam pengajaran adalah bahasa yang autentik.
Hepotesis 2: pelajar harus diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan
                       berbagai fungsi bahasa yang mungkin diperlukan untuk bergaul
                       dengan orang lain dalam budaya target.
hepotesis 3: pengembangan ketepatan bahasa harus digalakkan dalam
                       pengajaran yang berorientasi kemahiran.
       Pada waktu pelajar menggunakan bahasa, balikan instruktur dan evaluatif sangat membantu dalam memudahkan pelajar dalam menguasai pemakaian bahasa yang tepat dan koheren.
       Banyak yang percaya bahwa pengajaran dan umpan balik memberikan dampak yang positif terhadap perolehan B2.
Hepotesis 4: pemahaman budaya perlu diupayakan dengan berbagai cara
                       sehingga pelajar peka terhadap budaya lain serta siap untuk 
                       hidup lebih harmonis dalam masyarakat B2.
       Untuk pengajaran bahasa Indonesia hepotesis di atas berarti bahwa pelajar melalui bahasa Indonesia ditumbuhkan sebagai warga negara Indonesia melalui teks, misalnya mereka diperkenalkan dengan  budaya daerah lain. Bila kelas terdiri dari pelajar yang berasal dari berbagai daerah, pelajar dapat didorong saling memberikan informasi tentang budaya daerah asalnya dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

B.      Beberapa Metode Pengajaran B2
Ada beberapa metode / pendekaatan yang akan digunakan dalam pengajaran B2, antara  lain :
1.      Metode Tata Bahasa – Terjemhan
Metode ini dikembangkan sejalan dengan pandanagn psikologi daya, bahwa disiplin mental sangat penting untuk meningkatkan kekuatan pikiran.
Pada dasarnya metode ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.      Pelajar mempelajari kaidah – kaidah tata bahasa dan menghafal daftar kata dwibahasa berkenaan dengan teks bacaan. Tata bahasa dipelajari secara deduktif dengan penjelasan panjang lebar yang mencakupi juga berbagai pengecualian.
2.      Setelah tata bahasa dan kosa kata diberikan, latihan terjemahan dimulai.
3.      Pemahaman tentang kaidah dan bacaan dites melalui penerjemahan dua arah. Pelajar dianggap telah mempelajari bahasa bila mereka mampu menerjemahkan dengan baik.
4.      B1 dan B2 selalu dibandingkan. Tujuannya ialah agar pelajar mampu mengalihbahasakan B1 ke B2 dan sebaliknya dengan menggunakan kamus jika perlu.
5.      Sangat sedikit kesempatan yang diberikan untuk berlatih untuk menyimak dan berbicara. Sebagian  besar waktu digunakan untuk membahas tentang bahasa ( Hadley: 1993: 40 ) 
2.      Metode Langsung
Metode ini lahir pada abad ke – 19. Ciri utama metode ini adalah :
1.      Belajar bahasa harus dimulai dengan sesuatu yang dekat dengan menggunakan benda – benda di kelas serta tindakan sederhana.
2.      Pelajaran dengan metode ini sering menggunakan gambar tentang kehidupan di masyarakat B2 untuk menghindari terjemahan yang sama sekali tidak boleh digunakan.
3.      Sejak mula pelajar mendengarkan kalimat – kalimat lengkap sederhana dan bermakna yang seringkali berbentuk tanya jawab.
4.      Metode ini sangat mementingkan ucapan yang tepat telah dimulai sejak awal pelajaran. Untuk itu sering digunakan lambang – lambang fonesis.
5.      Kaidah tata bahasa tidak diajarkan sendiri, melainkan melalui latihan. Pelajar diharapkan menggeneralisasikan kaidah – kaidah itu melalui metode induktif. Jika terpaksa, tata bahasa diajarkan dalam B2.
6.      Pemahaman bacaan juga diperoleh melalui pemahaman : “ langsung “ terhadap teks tanpa harus menerjemah ( Hadley berdasarkan Riverss, 1993 : 93 ).
3.      Metode Aydiolingual
Metode ini dikembangkan berdasarkan pandangan empiris tentang bahasa , teori yang mendasari metode ini berakar pada aliran psikologi dan linguistik. Yang berkembang pada tahun 40 – an dan 50 – an.
Metode ini sering dikenal dengan nama metode aural – oral. Ciri – ciri utamanya adalah :
1.      Pada dasarnya bahasa adalah lisan.
2.      Bahasa adalah kebiasaan.
3.      Yang harus diajarkan adalah bahasa bukan pengetahuan bahasa.
4.      Setiap bahasa berbeda dengan bahasa lain.
4.      Pengajaran Baahasa Komunikatif
Pengajaran komunikatif ini dikembangkan berdasarkan tulisan – tulisan ilmuwan bahasa terapan seperti Wilkens, Widdowsn, dan Brumfit. Brumfit mengemukakan 22 ciri pendekatan komunikatif ( PK ) dalam pengajaran bahasa yang pleh Hadley diringkaskan sebagai berikut :
1.      Makna sangat penting dan kontekstualitas merupakan prinsip dasar.
2.      Sejak awal pengajaran, pelajar harus didorong berkomunikasi dalam B2. Sistem B2 itu akan dipelajari dengan baik jika ada upaya mengekspresikan maksud melalui interaksi dengan pelajar yang lain dalam B2.
3.      Urutan materi pengajaran ditentukan oleh isi, fungsi, serta maksud yang tetap menarik minat pelajar.
4.      B1 dan terjemahan dapat digunakan jika memang diperlukan.
5.      Kegiatan dan strategi belajar beragam sesuai dengan kecenderungan dan kebutuhan pelajar.
6.      Tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan kelancaran dan pemahaman bahasa yang berterima. Ketepatan bahasa tidak bersifat abstrak, melainkan dalam kaitan dengan pemakainya.
Adapun beberapa prinsip yang melandasi PK, yaitu :
a.      Prinsip komunikasi = aktivitas yang melibatkan komunikasi akan meningkatkan proses belajar bahasa.
b.      Prinsip tugas = aktivitas yang melibatkan penyelesaian tugas yang sebenarnya akan meningkatkan proses belajar bahasa.
c.       Prinsip kebermaknaan = agar proses belajar terjadi pelajar dilibatkan dalam penggunaan bahasa yang bermakna dan autentik. ( Richard dan Rogers dalam Hadley, 1993 ).
5.      Respon Fisik Total
       Sepeprti halnya pada metode langsung dalam proses pengaajaran hanya digunakan B2 saja. Ada tiga gagasan pokok yang melandasi gagasan ini.
1.      Pemahaman bahasa lisan harus mendahului kemampuan berbicara.
2.      Pemahaman dan retensi paling baik dicapai melalui gerakan fisik pelajar sebagai tanggapan terhadap perintah. Bentuk perintah dalam bahasa merupakan sarana yang ampuh karena dapat digunakan untuk mengarahkan perilaku pelajar serta membimbing pada pemahaman melalui tindakan.
3.      Pelajar jangan dipaksa berbicara sampai mereka siap. Setelah mereka menginternalisasi B2, kemampuan berbicara akan tumbuh dengan sendirinya.
       Dalam pelaksanaannya di kelas, pendekatan ini diterapkan melalui langkah – langkah :
a.      Latihan mendengarkan : Pelajar duduk mengelilingi guru dengan cermat mendengarkan perintah – perintah guru dalam B2. Pelajar didorong memberikan respon dengan cermat tanpa ragu – ragu dengan melakukan perintah itu. Perintah itu mula – mula pendek – pendek tetapi lama kelamaan merupakan kalimat yang lengkap.
b.      Produksi : Menurut Asher yang dikemukakan oleh Hadley setelah latihan mendengarkan selama 10 jam, pelajar dianjurkan bertukar peran dengan guru dan memberikan perintah dalam B2. Pertukaran peran ini dilanjutkan dengan lakon pendek dan seterusnya dengan pemecahan masalah.
c.       Membaca dan menulis : Pendekatan ini sebenarnya tidak menyinggung kegiatan membaca dan menulis. Namun pada skhir pelajaran guru menuliskan struktur atau kata – kata B2, tanpa padannya dalam B1, dan pelajar mencatat dalam bukunya.
6.      Pendekatan Alamiah
       Pendekatan ini menurut Dadjowidjojo dikembangkan oleh Terrell, berdasarkan pandangan bahwa penguasaan bahasa lebih banyak terjadi melalui proses pemerolehan dalam konteks alamiah. Belajar secara sadar mengenai kaidah tidak terlu banyak pengaruhnya. Selanjutnya pendekkatan ini juga menggunakan teori Monitor dari Krashen ( Dardjowidjojo dalam Sumardi, 1992 ). Terrell mengemukakan prinsip – prinsip pokok metode yang dikembangkan :
1.      Pengajaran bahasa harus difokuskan pada pengajaran kompetensi komunikatif bukan kepada kesempurnaan tata bahasa.
2.      Pengajaran perlu diarahkan pada modifikasi dan perbaikan tata bahasa pelajar yang sedang berkembang.
3.      Guru harus memberikan kesempatan kepada pelajar untuk memperoleh bahasa bukan memaksa mereka mempelajarinya.
4.      Dalam belajar bahsa, faktor – faktor afektif lebih penting daripada faktor – faktor kognitif.
5.      Kunci pemahaman dan produksi lisan ialah perolehan kosa kata ( Terrell dalam Hadley, 1993 ).





·         Yamhari, S. Pd, Guru SD Sembungharjo 03 
·         Tinggal di Kecamatan Mranggen – Demak. 15112011 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar