Rabu, 01 Desember 2010

puisi puisi puisi puisi puisi puisi puisi

Ceritaku

Akan kuceritakan
Cerita tentang manusia
Manusia perkasa
Di bumi Nusantara
Dahulu kala
Mereka masih suka bekerjasama
Yang dinamai gugur gunung
Ada yang bilang kerja bakti
Rukun
Damai
Saling mengisi
Kemudian
Entahlah
Semua runtuh
Tak berbekas
Rasanya tak lagi ada perhatian
Dari manapun
Seperti hidup tak bertepi
Tanpa aturan
Ingatlah
Zaman Mataram Kuno
Ada Borobudur
Ada Prambanan
Coba pikir
Betapa kakek moyang kita
Membangun monumental
Di zaman yang katanya belum beradab
Jayabaya
Kahuripan berjaya
Ramalan membuana
Sekarang masih terasa
Maha Patih Gajah Mada
Nusantara terbentang
Luas sampai manca
Bhineka Tunggal Ika
Semboyan suci pada zamannya
Pemersatu
Sumpah Palapa
Hanyokrokusumo
Sang penguasa Mataram
Memporak porandakan Batavia
Mengusir penjajah tanpa ragu
Sang Pangeran
Samber Nyowo julukanya
Pejuang sejati
Ngrungkepi Nagri
Membinasa musuh tak berperi
Tanpa gelar, tanpa penghargaan
tanpa pengharapan
20 Mei
Bangkitlah bangsaku
Sadumuk bathuk
Sanyari bumi
Giling golong
Berjuang bersama
Demi sebuah negeri
Impian sejati
Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia
Dari Sabang sampai Merauke
Aman  Negriku
Sejahtera rakyatku
Cerita ini kusudahi
Akan aku lanjutkan nanti

Sajak Mabuk

Kutenggak hanyalah sesloki
Tercium bau harum
Mengitari bumi
Memabukkan
Berkunang mata ini
Membuyar silhuet lampu jalanan
Mabukkah aku
Padahal
Masih aku dengar celotehan setan
Masih aku dengar ajakan iblis
Masih ingin aku
lanjutkan sloki demi sloki
Aku belum ingin mabuk
Aku belum ingin berakhir
Kalau mabuk
Blaik
Hancur reputasiku
Hancur anak bangsaku
Kenapa harus mabuk
Habislah aku
Apalagi banyak yang tau
Mundurkah aku

Mabuk

Aku bermimpi
Melihat ayuhku di surga
Surga di atas surga
Hidup bersama penghuni cantik
Sungguh cantik jelita
Berserakan pula botol-botol
Ciu, vodca, brendi
Dengan aroma menyengat
Dan anyir muntahan perut
Kuhampiri ayahku
Kutanyakan
Mengapa banyak wanita cantik
Mengapa banyak botol minuman keras
Mengapa banyak pemabuk berserakan
Ayahku tersenyum
Membisikkan sesuatu
Ini surga anakku
Surga di atas surga
Lalu ayahku tertawa terbahak – bahak
Ditemani wanita cantik
Dan dua pengawal yang sangat sangar
Menakutkan
Kutanya lagi
Mengapa di surga ada makhluk jelek ayah...
Dengan gelak tawa
Ayahku menjawab
Bangunlah anakku
Kau sedang  bermimpi
Di surga tak ada wanita yang tidak beradab
Di surga tak ada lelaki yang nalarnya bejad
Di surga hanya ada kebahagiaan
Hanya ada para bidadari
Dan malaikat – malaikat yang patuh
Guyuran air manson membuyarkan tidurku
Suara botol pecah membangunkan impianku
Aku tegakkan kepalaku
Terasa berat
Pusing
Dan
Berkunang – kunang

Aku masih mabok

Kemarin
Segenggam daun kecubung
Dan beberapa buahnya
Kugoreng
Kubuat bubuk
Untuk sekedar mabok
Agar aku bisa bobok
Walah edan tenan
Kepalaku pusing
Berputar – putar
Layaknya orang mabok
Tubuhku lunglai
Mata berkunang
Dan sedikit kabur
Aduh
Aku mabok beneran
Padahal kecubung
Di daerahku
Jamak untuk dibuat minuman
Tak ada yang mabok
Tak ada yang sekarat
Seperti aku yang lagi mabok
Mabokkah aku
Mabok kecubung

Tamasya

Pada hari minggu
Kuturut ayah ke kota
Naik delman istimewa
Kududuk di muka
Suara sepatu kuda
Bau kotoran kuda
Ikut dalam tawa
Kuda dikendalikan
Menyusuri kota
Menikmati panorama
Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
Suara sepatu kuda
Beradu dengan aspal jalanan
Menambah irama
Indahnya kota mempesona
Menarik hatiku
Untuk kembali
Menjumpaimu

Kota 

Lampu berkerlip
Di seantero sudut kota
Taman – taman berhias
Berhias dengan bunga – bunga
Harum semerbak indah mewangi
Angin masih bersemilir
Menyapa sahdu
Pendatang kelana
Terbuai indah sapa merona
Keindahan kota sapta pesona
Alunan bebunyian menghanyut kalbu
Menyambut malam
Berselimut rindu

Taman 

Sepanjang jalan kotaku
Berhias beraneka warna
Di sudut jalan itu
Terlihat berhias bunga – buga keindahan
Berhias duduk berjajar
Anak – anak menikmati taman
Berlarian bersendagurauan
Bermandikan cahya
Cahaya lampu taman





Tidak ada komentar:

Posting Komentar