Sabtu, 11 Desember 2010

puisi anak

Taman bunga                         J Adila Nagari  (16)

Tamanku,
Kau begitu indah
Kau begitu mempesona
Kau begitu sempurna
Tamanku,
Kau tumbuhkan bunga warna warni
Semerbak mengharum
Memenuhi alam
Rumput yang tertata rapi
Pohonpun hidup dengan subur
Menghijau, sejuk menyegarkan
Tamanku
Setiap hari kukunjungi dirimu
Kusiram , kupupuk dan kurawat
Bungaku
Tumbuhlah kau sepanjang hari
Agar bisa memberi kebahagiaan

Sajak Untuk Nenek                               Diana Q.(17)

Nek,.....
Aku di sisi menunggumu
Aku selalu merindukanmu
Setiap hari akau berdoa
Agar nenek bahagia di Surga
Nenek baik – baik sajakan di sana
Nek,...
Aku selalu menyayangimu
Meskipun kau telah menghadap yang kuasa
Nenek selalu di hatiku
Apakah nenek juga selalu merindukanku
Seperti aku selalu merindukan nenek ....

Berangkat Sekolah                                         Dina Zurfani (18)

Pagi itu,.....
Diiringi kicau burung
Dan  matahari yang mulai bersinar
Kutapakkan kaki
Menyusuri jalanan menuju tempat belajar
Jalanan pagi itu sangatlah ramai
Becak
Sepeda
Motor
Dan  mobil
lalu lalang berebut jalan
tak terkecuali aku
bertemu dengan teman
sangatlah senang
akupun berangkat bersama.


Kasih Sayang yang Hilang                           Navy Yala Sunantri (19)

Dulu,.... aku disayang
Dulu,.... aku dimanja
Sekarang,.....
Tak ada lagi
Tak ada yang menyayang
Tak ada yang memanjakan
Ayah ibuku pergi
Pergi entah ke mana
Dan  takkan kembali
Kasih dan sayang kini telah hilang
Hilang ditelan keadaan

Nyanyian Malam                                  Andre Dimas (20)

Sunyi dan sepi malam itu
Bulan begitu sempurna
Menampakkan senyum
Menyapa setiap yang datang
Bintang berkerlip di kejahuan
Menambah sahdunya malam
Aku sendiri
Di sini membawa sepi
Hanya nyanyian jangkrik di kejahuan
Sura belalang malam  bersahutan
Kelelawar mengepakkan sayap
Mencari makan
Di kejahuan
Suara burung dan nyanyian gangsir
Berirama sangatlah mendayu
Menambah syahdu suasana malam

Malam yang Sepi     (21)

Malam begitu senyap
Rembulan tak menampakkan wajahnya
Hanya bintang – bintang yang tak enggan
Menyapa bersama hewan malam
Pohon nyiur melambai- lambai
Pertanda angin membuai spoi
Aku melanjutkan perjalanan untuk pulang
Pulang keperaduan malam
Bersama tetesan embun
Yang mulai membasahi perjalanan


Kemarau (22)

Teriknya siang itu
Seperti di padang pasir
Sepanjang mata memandang
Hanya hamparan kekeringan
Saat aku pulang bersama teman
Sangat menyengat sang surya
Terasa letih badanku
Terasa tak berdaya
Keringatpun bercucuran
Kuambil segelas air
Kuteguk kuhabiskan
Segarlah badan

Hujan                             L. Choiriyah (23)

Kudengar suara gemuruh
Suara air di atas genteng
Begitu kerasnya
Sehingga akupun takut
Hujan turun malam itu
Sehingga
Bulan dan bintang tak berani muncul
Begitu juga dengan aku
Dan orang – orang di kampungku
Apalagi
Cahaya bulan tak ada
Hujan
Janganlah kau terus mengguyur
Aku takut
Kampungku banjir
Karena sampah berserakan
Karena hutan berantakan
Janganlah kau membawa musibah.

Tanah Airku Indonesia                       Mifta Ayu Milasari (24)

Aku bahagia,
Aku bangga,
Aku senang,
Menjadi warga Negara Indonesia pusaka
Memiliki berbagai suku
Memiliki berbagai budaya
Memiliki keanekaragaman hutan
Laut, danau, dan keindahan alam
Yang tak dimiliki bang sa lain
Aku sangat mencintai
Tanah airku Indonesia
Di sanalah aku dilahirkan
Di sanalah aku dibesarkan
Di sanalah aku berbakti
Di sanalah aku mengabdi
Bagi bangsaku Indonesia
Sampai hari tua
Aku tetap berlindung
Dipangkuan Indonesia Raya

Pada Malam Hari                                  Lisa Aviani (25)

Pada malam itu
Bulan dan bintang di atas rumahku
Terasa sangatlah rendah
Sehingga cahyanya sangatlah terang
Pada malam itu
Aku bermain dengan teman – teman
Dibawah cahaya bulan
Sungguh indah menyenangkan
Pada malam itu
Ayahkupun bercerita
Bercerita tentang indahnya dunia
Aku tertidur dipangkuan ayahku
Aku bermimpi
Terbang tinggi
Bersama bulan, bintang, dan bidadari

Balonku                                  Ernawati (26)

Riang hatiku
Melihat balon beraneka warna
Terbang berhamburan mengangkasa
Aku terkejut
Dipanggil ibuku
Aku senang
Dibelikan balon beraneka warna
Kulepaskan keangkasa
Bersama awan yang berarak
Duh, ..... indahnya pemandangan di sana
Balonku kini tiada
Telah mengangkasa bersama
Awan putih yang berarak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar